Ahad, 8 Ogos 2010

Ramadhan

Dari Kitab Nashaihud-
Diniyyah wal Washaayal-
Imaniyyah, Karya
Habib Abdullah Berkata,
Orang yang puasa
mempunyai adab-adab
yang puasanya tidak
menjadi Sempurna,
kecuali dengan adanya
adab-adab itu. Yang
terpenting darinya ialah
menjaga lidahnya dari
dusta dan ghibah serta
membicarakan sesuatu
yang tidak perlu baginya.
Ia Jaga kedua mata dan
telinganya dari
mendengarkan dan
memandang sesuatu yang
tidak halal baginya serta
sesuatu yang di anggap
berlebihan.
Begitu pula ia jaga dirinya
dari memakan makanan
haram dan syubhat,
khususnya ketika berbuka
puasa. Ia berusaha
dengan sangat hati-hati
untuk tidak berbuka
puasa, kecuali dengan
memakan makanan halal.
Seorang ulama Salaf
berkata, Apabila engkau
puasa, lihatlah makanan
apa yang engkau makan
ketika berbuka dan di
tempat siapa engkau
berbuka.
Hal itu merupakan
dorongan agar berhati-
hati mengenai makanan
untuk berbuka puasa.
Begitu pula orang yang
puasa harus menjaga
semua anggota tubuhnya
dari perbuatan yang tidak
perlu. Dengan itu
puasanya menjadi
Sempurna dan Bersih.
Banyak orang yang puasa
memayahkan dirinya
dengan lapar dan haus,
namun ha biarkan
anggota tubuhnya
berbuat maksiat sehingga
merusakkan puasanya
dan menyia-nyiakan
kepayahannya. Nabi SAW
bersabda,
“ Banyak orang yang
puasa tetapi puasanya
hanya menghasilkan lapar
dan haus. ”
Meninggalkan maksiat
adalah wajib untuk
selamanya atas orang
yang puasa maupun yang
tidak puasa. Akan tetapi
orang yang puasa lebih
utama untuk berhati-hati
dan lebih wajib.
Nabi SAW bersabda,
“ Puasa itu perisai. Maka
paha hari kamu berpuasa,
jangalah ia berkata keji
dan jangan berbuat
kefasikan serta jangan
mengganggu orang lain.
Jika ada orang memakinya
atau memusuhinya, maka
katakanlah,
sesungguhnya aku puasa.
Termasuk adab orang
yang puasa ialah tidak
banyak tidur di siang hari
dan tidak banyak makan
di waktu malam.
Hendaklah ia makan
sekadarnya sehingga ia
rasakan sentuhan lapar
dan haus supaya jiwanya
menjadi baik dan
syahwatnya menjadi
lemah serta hatinya
menjadi terang. Itu
rahasia puasa dan
tujuannya.
Hendaklah orang yang
puasa menjauhi
kesejahteraan dan
kesenangan syahwat
serta kenikmatan yang
banyak. Sedikit-dikitnya
adalah kebiasaan
bersenang-senang itu
hanya sekali di bulan
Ramadhan dan lainnya.
Ini adalah sedikit-dikitnya
yang patut. Akan tetapi
latihan dan menjauhi
keinginan nafsu
menimbulkan pengaruh
besar dalam menerangi
hati dan secara khusus di
tuntut di bulan
Ramadhan.
Adapun orang -orang
yang menjadikan
bersenang-senang dan
hidup mewah di bulan
Ramadhan yang tidak
biasa mereka lakukan di
luar Ramadhan, maka hal
itu merupakan tipu daya
setan yang menipu
mereka supaya mereka
tidak merasakan
keberkahan puasa
mereka. Dan supaya tidak
nampak pada mereka
pengaruh nya berupa
cahaya, mukaasyafat,
sikap khusyu ’ kepada
Allah dan tunduk di
hadapan Nya menikmati
munjat dengan Nya dan
pembacaan KitabNya serta
Dzikir Nya.
Kebiasaan salaf -
Rahimahumullah- adalah
mengurangi kebiasaan
dan kesenangan nafsu
serta memperbanyak amal
baik di bulan Ramadhan
secara khusus, meskipun
hal itu sudah di kenal dari
perilaku mereka dalam
seluruh waktu.
Termasuk adabnya pula,
ialah tidak terlalu banyak
mengurusi dunia di bulan
Ramadhan, tetapi
mengkhususkan diri
untuk beribadah kepada
Allah dan menyebut Nama
Nya sedapat mungkin.
Janganlah ia mengurusi
dunia kecuali bila sangat
mendesak bagi
kebutuhannya atau anak-
anak yang wajib di
urusinya. Hal itu di
sebabkan bulan Ramdhan
di antara bulan-bulan lain
seperti kedudukan
Jum ’at di antara hari-
hari. Oleh karena itu
orang mu ’min harus
menjadikan hari Jum’at
dan bulannya ini untuk
akhiratnya.

Khamis, 29 Julai 2010

Persiapan Ramadhan

Tentunya ada diantara sahabat yang
merasa kebingungan, mengenai apa-
apa saja yang harus dan perlu
dipersiapkan menjelang bulan
Ramadhan. Untuk itu, bolehlah
diterapkan persiapan-persiapan
berikut ini :
1- I'dad Ruhi Imani, yakni persiapan
ruh keimanan.
Orang-orang yang sholeh biasa
melakukan persiapan ini seawal
mungkin
sebelum datang Ramadhan. Bahkan
mereka sudah merindukan
kedatangannya
sejak bulan Rajab dan Sya'ban.
Biasanya mereka berdoa : "Ya Allah,
berikanlah
kepada kami keberkatan pada bulan
Rajab dan Sya'ban, serta
sampaikanlah kami
kepada Ramadhan."
Dalam rangka persiapan ruh
keimanan itu, dalam surah At-Taubah
Allah
melarang kita melakukan berbagai
maksiat dan kedzhaliman sejak bulan
Rajab.
Tapi bukan berarti di bulan lain
dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar
sejak bulan Rajab kadar keimanan
kita sudah meningkat. Boleh
dikiaskan,bulan
Rajab dan Sya'ban adalah masa
pemanasan *(warming up),*sehingga
ketika memasuki
Ramadhan kita sudah bisa bisa
menjalani ibadah shaum dan
sebagainya itu bak
sudah terbiasa.
2- I'dad Jasadi, yakni persiapan
fizikal.
Untuk memasuki Ramadhan kita
sebaiknya menyediakan fizikal yang
lebih kuat
dan bersedia daripada biasanya.
Sebab, jika fizikal lemah, boleh
menjadikan kemuliaan
yang dilimpahkan oleh Allah swt.
pada bulan Ramadhan tidak dapat
kita raih secara optimal.
Maka, sejak bulan Rajab Rasulullah
dan para sahabat membiasakan diri
melatih
fizikal dan mental dengan melakukan
puasa sunnah, banyak berinteraksi
dengan al-
Qur'an, biasa bangun malam
(qiyamul-lail), dan meningkatkan
aktiviti seketika
berkecimpung dalam masyarakat.
3- I'dad Maaliyah, yakni persiapan
harta.
Jangan salah faham, persiapan harta
bukan untuk membeli keperluan
berbuka puasa atau hidangan di hari
raya sebagaimana tradisi kita selama
ini.
Mempersiapkan harta adalah untuk
melipatgandakan sedekah, karena
Ramadhan
padanya disediakan peluang yang
banyak untuk bersedekah.
4- I'dad Fikri wa Ilmi, yakni
persiapan intelektual dan keilmuan.
Agar ibadah Ramadhan dapat direbut
seoptima mungkin, diperlukan bekal
wawasan dan
tashawur (persepsi) yang benar
tentang Ramadhan. Antaranya
dengan membaca berbagai
bahan rujukan dan menghadiri majlis
ilmu tentang Ramadhan.
Kegiatan ini berguna untuk
mengarahkan kita agar beribadah
sesuai tuntunan Rasulullah saw.
seketika Ramadhan. Menghafal ayat-
ayat dan doa-doa yang berkait
dengan pelbagai jenis ibadah,
atau menguasai berbagai masalah
dalam fiqh puasa, juga penting untuk
dipersiapkan.
Semoga persiapan yang dilakukan
mampu menjadikan ibadah puasa
kita kali ini adalah yang
terbaik dalam sejarah puasa yang
kita lakukan. Dan semoga ianya
diterima oleh Allah swt. dan
diberikan ganjaran yang sewajarnya
bila amal dihitungkan untuk
diberikan pembalasan.
Aaamiin.

Selasa, 27 Julai 2010

Tips Menyambut Bulan Ramadhan.

Marhaban Ya Ramadhan.
Puasa Ramadhan 1431 segera
menyapa kita sob.
Syukur Alhamdulillah kita ucapkan,
karena di tahun ini masih di beri
kesempatan bertemu Bulan
Ramadhan yang suci.
Bulan penuh Ampunan dimana Pintu-
pintu Surga terbuka,dan pintu
Neraka tertutup.
Dalam menghadapi Saum tentulah
kita harus bersiap-siap dalam
menghadapinya, agar kita mendapat
Berkah Berpuasa Ramadhan
sehingga kita menjadi Umat yang
benar-benar Beriman.
Silakan di simak sob Tips nya,sob.
1.Persiapan Bathin.
Persiapan batin dapat dilakukan
dengan memperbanyak ibadah,
seperti memperbanyak Membaca Al-
Qur ’an Saum Sunnah, Dzikir, Do’a
dll.
Dalam hal mempersiapkan ruhiyah,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam mencontohkan kepada
umatnya dengan memperbanyak
puasa di bulan Sya ’ban,
Sebagaimana yang diriwayatkan
‘ Aisyah ra. berkata:” Saya tidak
melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam menyempurnakan
puasanya,kecuali di bulan Ramadhan.
Dan saya tidak melihat dalam satu
bulan yang lebih banyak puasanya
kecuali pada bulan Sya ’ban” (HR
Muslim).
2. Persiapan Fikiran.
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan
dengan mendalami Ilmu, khususnya
ilmu yang terkait dengan ibadah
Ramadhan.
Banyak orang yang berpuasa tidak
menghasilan kecuali lapar dan
dahaga.
Hal ini dilakukan karena puasanya
tidak dilandasi dengan ilmu yang
cukup. Seorang yang beramal tanpa
ilmu, maka tidak menghasilkan
kecuali kesia-siaan belaka.
3. Persiapan Fisik dan Materi.
Seorang muslim tidak akan mampu
atau berbuat maksimal dalam
berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh
karena itu mereka dituntut untuk
menjaga kesehatan fisik, kebersihan
rumah, masjid dan lingkungan.
Rasulullah mencontohkan kepada
umat agar selama berpuasa tetap
memperhatikan kesehatan.
Hal ini terlihat dari beberapa
peristiwa di bawah ini :
• Menyikat gigi dengan siwak (HR.
Bukhori dan Abu Daud).
• Berobat seperti dengan berbekam
(Al- Hijamah) seperti yang
diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan, seperti
pernah diwasiatkan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada
sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra,
agar memulai puasa dengan
penampilan baik dan tidak dengan
wajah yang cemberut. (HR. Al-
Haitsami).
Sarana penunjang yang lain yang
harus disiapkan adalah materi yang
halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Idealnya seorang muslim telah
menabung selama 11 bulan sebagai
bekal ibadah Ramadhan. Sehingga
ketika datang Ramadhan, dia dapat
beribadah secara khusu ’ dan tidak
berlebihan atau ngoyo dalam
mencari harta atau kegiatan lain
yang mengganggu kekhusu ’an
ibadah Ramadhan.
Bulan Ramadhan sebagai Bulan
Taubat.
Bulan dimana syetan dibelenggu,
hawa nafsu dikendalikan dengan
Puasa, pintu neraka ditutup dan
pintu surga dibuka.
Sehingga bulan Ramadhan adalah
bulan yang sangat agung untuk
bertaubat dan memulai hidup baru
dengan langkah baru yang lebih
Islami.
Taubat berarti meninggalkan
kemaksiatan, dosa dan kesalahan
serta kembali kepada kebenaran.
Atau kembalinya hamba kepada Allah
SWT, meninggalkan jalan orang yang
dimurkai dan jalan orang yang sesat.
YA ALLAH, kami memohon untuk
dapat Menjalani Ramadhan tahun ini,
dengan sebaik-baik Amalan.AMIEN.

8 Tips Menyambut Ramadhan

Ramadhan yang penuh
kelimpahan kebaikan dan
keutamaan, akan dapat
dirasakan dan diraih
ketika ilmu tentang
Ramadhan dipahami
dengan baik.
Bayangkan, para generasi
awal Islam sangat
merindukan bertemu
dengan bulan suci ini.
Mereka berdo’a selama
enam bulan sebelum
kedatangannya agar
mereka dipanjangkan
umurnya sehingga
bertemu dengan
Ramadhan. Saat
Ramadhan tiba, mereka
sungguh-sungguh meraih
kebaikan dan keuataman
Ramadhan. Dan ketika
mereka berpisah dengan
Ramadhan, mereka
berdo’a selama enam
bulan setelahnya, agar
kesungguhannya diterima
Allah swt. Kerinduan itu
ada pada diri mereka,
karena mereka sadar dan
paham betul keutamaan
dan keistimewaan
Ramadhan.
Bagaimana menyambut
bulan Ramadhan? Berikut
kami hadirkan “8 Tips
Sambut Ramadhan”.
1. Berdoa agar Allah swt.
memberikan umur
panjang kepada kita
sehingga kita berjumpa
dengan bulan Ramadhan
dalam keadaan sehat.
Dengan keadaan sehat,
kita bisa melaksanakan
ibadah secara maksimal:
Puasa, shalat, tilawah, dan
dzikir. Dari Anas bin Malik
r.a. berkata, bahwa
Rasulullah saw. apabila
masuk bulan Rajab selalu
berdoa, ”Allahuma
baariklanaa fii rajab wa
sya’ban, wa balighnaa
ramadhaan. Ya Allah,
berkahilah kami pada
bulan Rajab dan
Sya’ban, dan
sampaikanlah kami ke
bulan Ramadan.” (HR.
Ahmad dan Thabrani)
2. Pujilah Allah swt. karena
Ramadhan telah diberikan
kembali kepada kita.
Imam An Nawawi dalam
kitab Adzkar-nya berkata:
”Dianjurkan bagi setiap
orang yang mendapatkan
kebaikan dan diangkat
dari dirinya keburukan
untuk bersujud kepada
Allah sebagai tanda
syukur; dan memuji Allah
dengan pujian yang
sesuai dengan
keagunganNya.” Dan di
antara nikmat terbesar
yang diberikan Allah swt.
kepada seorang hamba
adalah ketika dia
diberikan kemampuan
untuk melakukan ibadah
dan ketaatan.
3. Bergembira dengan
datangannya bulan
Ramadhan. Rasulullah
saw. selalu memberikan
kabar gembira kepada
para sahabatnya setiap
kali datang bulan
Ramadhan: “Telah
datang kepada kalian
bulan Ramadhan, bulan
yang penuh berkah. Allah
telah mewajibkan kepada
kalian untuk berpuasa.
Pada bulan itu Allah
membuka pintu-pintu
surga dan menutup
pintu-pintu
neraka. ” (HR. Ahmad).
4. Rencanakan agenda
kegiatan harian untuk
mendapatkan manfaat
sebesar mungkin dari
bulan Ramadhan.
Ramadhan sangat singkat,
karena itu, isi setiap
detiknya dengan amalan
yang berharga, yang bisa
membersihkan diri, dan
mendekatkan diri kepada
Allah swt.
5. Kuatkan azam, bulatkan
tekad untuk mengisi
waktu-waktu Ramadhan
dengan ketaatan.
Barangsiapa jujur kepada
Allah swt., maka Allah swt.
akan membantunya dalam
melaksanakan agenda-
agendanya dan
memudahnya
melaksanakan aktifitas-
aktifitas kebaikan.
“Tetapi jikalau mereka
benar terhadap Allah,
niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka.”
Muhamad:21.
6. Pahami fiqh Ramadhan.
Setiap mukmin wajib
hukumnya beribadah
dengan dilandasi ilmu.
Kita wajib mengetahui
ilmu dan hukum berpuasa
sebelum Ramadhan
datang agar amaliyah
Ramadhan kita benar dan
diterima oleh Allah swt.
“Tanyakanlah kepada
orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada
mengetahui” Al-
Anbiyaa’ ayat 7.
7. Kondisikan qalbu dan
ruhiyah kita dengan
bacaan yang mendukung
proses tadzkiyatun-nafs –
pembersihan jiwa-. Hadiri
majelis ilmu yang
membahas tentang
keutamaan, hukum, dan
hikmah puasa. Sehingga
secara mental, dan jiwa
kita siap untuk
melaksanakan ketaatan
kepada Allah swt. di bulan
Ramadhan.
8. Tinggalkan dosa dan
maksiat. Isi Ramadhan
dengan membuka
lembaran baru yang
bersih. Lembaran baru
kepada Allah, dengan
taubat yang sebenarnya
taubatan nashuha. “Dan
bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang
beriman, supaya kamu
beruntung.” An-Nur:31.
Lembaran baru kepada
Muhammad saw., dengan
menjalankan sunnah-
sunnahnya dan
melanjutkan risalah
dakwahnya. Kepada
orang tua, istri-anak, dan
karib kerabat, dengan
mempererat hubungan
silaturrahim. Kepada
masyarakat, dengan
menjadi orang yang
paling bermanfaat bagi
mereka. Sebab, “Manusia
yang paling baik adalah
yang paling bermanfaat
bagi orang lain.”
Semoga Allah swt.
memanjangkan umur kita
sehingga berjumpa
dengan Ramadhan. Dan
selamat meraih kebaikan-
kebaikannya. Amin ya
Rabbana. Allahu a’lam

TIPS MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN | KHUTBAH RASULULLAH MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

“Sekiranya manusia mengetahui
kebaikan-kebaikan yang terdapat di
Bulan Ramadhan, tentu mereka
mengharapkan agar seluruh bulan
adalah bulan ramadhan” (HR. Ibnu
Huzaimah)
“Tiada seorang yang shaum sehari
saja karena Allah melainkan Allah
akan menjauhkan wajahnya dari api
neraka sejarak tujuh puluh tahun”.
(HR Bukhari - Muslim)
“Barang siapa shaum karena iman
dan mengharap pahala, maka
diampuni
dosanya yang lalu” (HR Bukhari-
Muslim)
Sebentar
lagi kita
akan
memasuki
bulan
Ramadhan.
Artinya,
kita
akan kembali dihadapkan pada
kewajiban yang termasuk dalam
salah satu perkara 5 Rukun Islam
dimana bulan Ramadhan adalah
Tamu agung yang dicintai Allah,
RasulNya dan orang-orang beriman.
Tamu yang selalu disambut dengan
hati suka dan gembira. Bulan penuh
rahmat dan keberkahan, yang di
dalamnya Allah menjanjikan berjuta
pahala dan ampunan.
Selain memerintahkan shaum, dalam
menyambut menjelang bulan
Ramadhan, Rasulullah selalu
memberikan beberapa nasehat dan
pesan-pesan. Inilah 'azimat' Nabi
tatkala memasuki Ramadhan.
“Inilah bulan ketika kamu diundang
menjadi tamu Allah dan dimuliakan
oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu
menjadi tasbih, tidurmu ibadah,
amal-amalmu diterima dan doa-
doamu diijabah. Bermohonlah
kepada Allah Rabbmu dengan niat
yang tulus dan hati yang suci agar
Allah membimbingmu untuk
melakukan shiyam dan membaca
Kitab-Nya.
Wahai manusia! Siapa yang
membaguskan akhlaknya di bulan ini
ia akan berhasil melewati sirathol
mustaqim pada hari ketika kaki-kaki
tergelincir.
Barangsiapa melakukan shalat fardu
baginya ganjaran seperti melakukan
70 shalat fardu di bulan lain.
Barangsiapa di bulan ini membaca
satu ayat Al-Quran, ganjarannya
sama seperti mengkhatam Al-Quran
pada bulan-bulan yang lain.
“Barangsiapa memberikan makanan
berbuka seseorang yang berpuasa,
adalah yang demikian itu merupakan
pengampunan bagi dosanya dan
kemerdekaan dirinya dari neraka.
Orang yang memberikan makanan itu
memperoleh pahala seperti orang
yang berpuasa tanpa sedikitpun
berkurang.”
“Barangsiapa mendekatkan diri
kepada Allah dengan suatu pekerjaan
kebajikan di dalamnya, samalah dia
dengan orang yang menunaikan
suatu fardhu di dalam bulan yang
lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar,
sedangkan sabar itu adalah
pahalanya surga. Ramadhan itu
adalah bulan memberi pertolongan
( syahrul muwasah ) dan bulan Allah
memberikan rizqi kepada mukmin di
dalamnya.”
“Barangsiapa memberi minum
kepada orang yang berbuka puasa,
niscaya Allah memberi minum
kepadanya dari air kolam-Ku dengan
suatu minuman yang dia tidak
merasakan haus lagi sesudahnya,
sehingga dia masuk ke dalam
surga.” (HR. Ibnu Huzaimah)
“Dialah bulan yang permulaannya
rahmat, pertengahannya ampunan
dan akhirnya pembebasan dari
neraka. Barangsiapa meringankan
beban dari budak sahaya (termasuk
di sini para pembantu rumah) niscaya
Allah mengampuni dosanya dan
memerdekakannya dari neraka.”
Wahai manusia! Sesungguhnya
pintu-pintu surga dibukakan bagimu,
maka mintalah kepada Tuhanmu agar
tidak pernah menutupkannya
bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup,
maka mohonlah kepada Rabbmu
untuk tidak akan pernah dibukakan
bagimu. Setan-setan terbelenggu,
maka mintalah agar ia tak lagi pernah
menguasaimu. ”
Ramadhan harus menjadi titik awal
kita dalam bercermin diri
mengadakan perbaikan menuju
kehidupan Islami. Kehidupan yang
bertabur dengan iman, taqwa dan
ukhuwah terhadap sesama saudara.
Madrasah tempat kita berusaha
membebaskan diri dari belitan hawa
nafsu agar kelak Allah membebaskan
kita dari azab neraka yang pedih.
Bulan Ramadhan adalah kesempatan
bagi kita memperbanyak amal yang
dicintai dan di ridhoi Allah.
Memperbanyak syahadah dan
istighfar. Juga memperbanyak doa
dan memohon semoga Allah sudi
memasukkan ke dalam surga dan
mengharamkan neraka bagi kita.
Berlomba sekuat tenaga, meraih
malam yang setara dengan seribu
bulan yaitu Lailatul Qodar serta
dihindarkan dari kesengsaraan hidup
di Yaumil Qiyamah.
Akhirnya, kita berdoa agar Allah
berkenan memberkahi kita terutama
di bulan Rajab dan Sya’ban serta
menyampaikan kita ke bulan
Ramadhan. Kita memohon kepada
Yang Maha Rahman semoga
mengizinkan kita beribadah di
dalamnya, merahmati kita di awalnya,
mengampuni kita di tengahnya,
menyelamatkan kita dari neraka di
akhirnya dan mempertemukan kita
dengan Ramadhan berikutnya. Amin.
Marha